Apa itu Gangguan Obsesif Kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder / OCD)?
Penyakit Obsesif-Kompulsif ditandai dengan
adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah gagasan, khayalan
atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan mengganggu, yang tampaknya
konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi adalah desakan atau paksaan
untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi.
Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive
Disorder, OCD) adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari
pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan
mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya
tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif
merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh
repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara
berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya.
Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha
untuk melawan pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara
berulang-ulang akan tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan
berulang untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui. Gangguan
obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan bentuk karakteristik kepribadian
seseorang, pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung
untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil,
sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan
kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila
perilaku-perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena
melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka berusaha mati-matian
untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Penyebab Obsesif Kompulsif
adalah:
- Genetik - (Keturunan). Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder).
- Organik – Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD.
- Kepribadian - Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah mengalah.
- Pengalaman masa lalu - Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya dengan menunjukkan gejala OCD.
- Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan
- Konflik - Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.
Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan
depresi, atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita
obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala yang mirip dengan depresi.
Perilaku yang obsesif pada ibu depresi berusaha berkali-kali atau berkeinginan
untuk membunuh bayinya.
INDIVIDU YANG BERISIKO
Individu yang beresiko mengalami
gangguan obsesif-kompulsif adalah;
- Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home, kesalahan atau kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap lemah namun masih dapat diperhitungkan)
- Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia basalis dan singulum.
- Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi
- Riwayat gangguan kecemasan
- Depresi
- Individu yang mengalami gangguan seksual
GEJALA
Obsesi yang umum bisa berupa kegelisahan
mengenai pencemaran, keraguan, kehilangan dan penyerangan. Penderita merasa
terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang, dengan maksud
tertentu dan disengaja.
Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung,
seperti mencuci tangan berulang-ulang atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk
memastikan bahwa pintu sudah dikunci. Ritual lainnya merupakan kegiatan batin,
misalnya menghitung atau membuat pernyataan berulang untuk menghilangkan
bahaya.
Penderita bisa terobsesi oleh segala hal dan
ritual yang dilakukan tidak selalu secara logis berhubungan dengan rasa tidak
nyaman yang akan berkurang jika penderita menjalankan ritual tersebut.
Penderita yang merasa khawatir tentang pencemaran, rasa tidak nyamannya akan
berkurang jika dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Karena itu
setiap obsesi tentang pencemaran timbul, maka dia akan berulang-ulang
memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
Sebagian besar penderita menyadari bahwa
obsesinya tidak mencerminkan resiko yang nyata. Mereka menyadari bahwa perliku
fisik dan mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh.
Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan
penyakit psikosa, karena pada psikosa penderitanya kehilangan kontak
dengan kenyataan. Penderita merasa takut dipermalukan sehingga mereka melakukan
ritualnya secara sembunyi-sembunyi. Sekitar sepertiga penderita mengalami
depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.
Gejala ditandai dengan pengulangan (repetatif)
pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan
berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya.
Gejala
utam obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria:
- Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
- Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
- Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.
- Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
CIRI-CIRI OBSESIF KOMPULSIF
Simptom dari Obsesif Kompulsif ditandai dengan
pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu
kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya.
Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
- Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
- Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.
- Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
- Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri penderita dan menghabiskan waktu (lebih dari satu jam sehari) atau secara signifikan mengganggu fungsi normal seseorang, atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain.
- Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang seperti mencuci tangan & melakukan pengecekan dengan maksud tertentu.
BERBAGAI PERILAKU GANGGUAN YAN SERING
TERJADI :
- Membersihkan atau mencuci tangan
- Memeriksa atau mengecek
- Menyusun
- Mengkoleksi atau menimbun barang
- Menghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul (obsesif)
- Takut terkontaminasi penyakit/kuman
- Takut membahayakan orang lain
- Takut salah
- Takut dianggap tidak sopan
- Perlu ketepatan atau simetri
- Bingung atau keraguan yang berlebihan.
- Mengulang berhitung berkali-kali (cemas akan kesalahan pada urutan bilangan)
Individu yang mengalami gangguan
obsesif-kompulsif kadang memilki pikiran intrusif tanpa tindakan repetatif yang
jelas akan tetapi sebagian besar penderita menunjukkan perilaku kompulsif
sebagai bentuk lanjutan dari pikiran-pikiran negatif sebelumnya yang muncul
secara berulang, seperti ketakutan terinfeksi kuman, penderita gangguan
obsesif-kompulsif sering mencuci tangan (washer) dan perilaku umum lainnya
seperti diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar