Minggu, 26 Februari 2012

Case Ryan "Jombang"


Very Idham Henyansyah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Very Idham Henyansyah, atau dikenal dengan panggilan Ryan (lahir di Jombang1 Februari 1978; umur 34 tahun) adalah seorang tersangka pembunuhan berantai di Jakarta dan Jombang. Kasusnya mulai terungkap setelah penemuan mayat termutilasi di Jakarta. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, terungkap pula bahwa Ryan telah melakukan beberapa pembunuhan lainnya dan dia mengubur para korban di halaman belakang rumahnya di Jombang.

Masa kecil
Ryan adalah bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya Mulyo Wasis (44) adalah saudara satu ibu namun lain ayah. Sejak kecil Ryan lebih sering berpisah dengan kedua orangtuanya dan tinggal di pesantren. Ayah Ryan, Ahmad Maskur, pensiunan satpam sebuah pabrik gula dan Kasiatun, istrinya, lebih suka tinggal di rumah Mulyo Wasis.
Perilaku Ryan banyak berubah ketika ia duduk di bangku SMP. Dia lebih banyak menekuni kegiatan perempuan seperti menari dan berdandan. Di sekolah Ryan dikenal lebih dekat dan lebih banyak berteman dengan perempuan, dia juga banyak terlibat kegiatan kesenian, terutama menari. Namun demikian Ryan dikenal cerdas, cekatan, dan pandai bergaul.

Kehidupan di Jakarta
Ryan sempat menjadi siswa sekolah favoritSMA Negeri I Jombang. Namun di sana sifat dan sikapnya kian labil. Dia hanya bertahan satu bulan lalu pindah ke SMA Kabuh dan bertahan satu semester, sebelum akhirnya pindah ke SMA Negeri III. Di sana Ryan juga hanya bertahan sebulan, lalu pindah ke Jakarta.
Di Jakarta, ia merasa lebih diterima dan bertemu dengan kalangan homoseks dari kalangan menengah ke atas. Di ibukota Ryan kerap berpindah-pindah tempat tinggal. Ia pernah tinggal di beberapa kamar kos atau kamar apartemen dengan harga sewa tinggi. Apartemen tempat Ryan membunuh dan memutilasi Heri Santoso adalah apartemen bertipe studio(hanya satu ruangan) dengan harga sewa Rp. 1 juta per bulan. Sebelumnya ia bahkan pernah tinggal di tempat kos dengan harga sewa Rp. 2,6 juta per bulannya.

Pembunuhan pertama
Menurut pengakuannya sampai saat ini korban Ryan yang pertama adalah Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27) yang dibunuh pada bulan Juli 2007. Di rumah orang tua Ryan di Jombang, kepala Guntur dipukul dengan benda keras hingga tewas, mayatnya lalu digulung dengan kasur dan di bakar. Sisa-sisa tubuh Guntur kemudian di gulingkan ke dalam kolam ikan di halaman belakang rumah lalu dikubur dengan tanah.

Kasus mutilasi
Kasus ini dimulai dengan ditemukannya tujuh potongan tubuh manusia di dalam dua buah tas dan sebuah kantong plastik di dua tempat di dekat Kebun Binatang RagunanJakarta Selatan pada Sabtu pagi tanggal 12 Juli 2008. Korban adalah Heri Santoso (40), seorang manager penjualan sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Heri dibunuh dan dimutilasi tubuhnya oleh Ryan di sebuah apartemen di Jalan Margonda Raya, Depok. Pengakuan Ryan, dia membunuh Heri karena tersinggung setelah Heri menawarkan sejumlah uang untuk berhubungan dengan pacarnya, Noval (seorang laki-laki). Jejak Ryan dan Noval dapat terlacak setelah mereka berdua menggunakan kartu ATM dan kartu kredit Heri untuk berfoya-foya.

Pembunuhan sebelumnya
Setelah media memberitakan kasus mutilasi yang dilakukan Ryan, banyak masyarakat melaporkan kerabat mereka yang hilang setelah sebelumnya diketahui bersama Ryan. Polisi akhirnya membongkar bekas kolam ikan di belakang rumah orang tua Ryan di Jombang dan menemukan empat tubuh manusia di dalamnya, sebagian besar sudah tinggal kerangka. Ryan kemudian juga mengakui pembunuhan enam orang lainnya dan tubuh mereka ditemukan ditanam di halaman belakang rumah yang sama. Sehingga total sudah ditemukan sebelas korban pembunuhan Ryan.

Daftar korban
Sampai saat ini sudah 11 orang yang diketahui menjadi korban:
  • Ditemukan dengan kondisi termutilasi di dekat Kebun Binatang Ragunan, tanggal 12 Juli 2008:

  1. Heri Santoso (40)

  • Ditemukan dalam penggalian pertama di halaman belakang rumah di Jombang, tanggal 21 Juli 2008:

  1. Vincent Yudi Priyono (31)
  2. Ariel Somba (34)
  3. Grady Gland Adam Tumbuan - Finalis MTV VJ Hunt 2007
  4. Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27)

  • Ditemukan dalam penggalian kedua di halaman belakang rumah di Jombang, tanggal 28 Juli 2008:

  1. Agustinus Fitri Setiawan (28)
  2. Nanik Hidayati (31)
  3. Sylvia Ramadani Putri (3), anak dari Nanik Hidayati
  4. Muhamad Aksoni (29)
  5. Zainal Abidin(21)
  6. Muhammad Asrori alias Aldo


RYAN, Sang Penjagal dari Jombang

Namanya Very Idham Henyaksyah atau biasa dipanggil Ryan (30), walaupun dikenal pernah menjadi guru ngaji dan pendiam, di luar lingkungan rumahnya, Ryan dicap sebagai pembuat onar. Bahkan dia sempat mencuri HP milik member Fitness Marcella Gymnastic di daerah Jombang, Jatim.
Kedatangnya ke Jakarta adalah ingin menjadi model yang "bisa dipakai" yang bisa disebut "Bispak".  Sampai akhirnya dia berkenalan dengan Novel di Margonda, Setelah sekian lama berkenalan Ryan secara resmi menjadi pacarnya Novel. Sosok Ryan yang bengis dan cenderung psikopat mulai terkuak saat ia menjadi tersangka kasus mutilasi Heri Santoso (40). Tubuh Heri Santoso ditemukan terpotong-potong menjadi tujuh bagian di daerah Ragunan.  Polisi kemudian menyelidiki kasus ini dan sampai pada kesimpulan, Ryan-lah pembunuhnya.

Menurut pengakuan Ryan, ia membunuh Heri Santoso karena kesal pada Heri yang mencoba 'menawar' Novel, pacarnya. Ketika Heri sedang main ke apartemen Ryan, Heri sempat melihat foto Novel. Dia langsung jatuh hati padanya dan ingin berkencan. 

Ryan merasa tersinggung, terjadilah cekcok yang berujung kematian Heri Santoso. Di kamarnya di apartemen di Jalan Margonda,  Depok, 11 Juli 2007,  Ryan kemudian memotong tubuh Heri menjadi tujuh bagian.  Lalu dengan menggunakan taksi, Ryan membuang potongan tubuh itu ke daerah Ragunan.

Singkat cerita, polisi kemudian menangkap Ryan. Awalnya polisi tidak menduga bahwa Ryan  adalah pelaku pembunuhan yang lain. 

Mendengar tertangkapnya Ryan di televisi, keluarga Ariel  Sitanggang menghubungi Polisi. Mereka mencurigai Ryan juga mengetahui soal hilangnya Ariel Sitanggang, karena keluarga Ariel yakin bahwa Ryan adalah orang terakhir yang terlihat bersama Ariel.

Polisi kemudian mengembangkan kasus ini. Hasilnya ternyata sungguh di luar dugaan, Ryan ternyata juga mengaku Ariel Sitanggang dan mayatnya dikubur di belakang rumahnya di Jombang, Jawa Timur.
Polisi lalu meluncur ke Jombang dan menggali sebidang tanah di belakang rumah Ryan. Begitu digali ternyata dilubang tersebut ada empat mayat!

Mayat-mayat tersebut teridentifikasi atas nama Ariel Sitanggang (34), Grandy (25, WN Belanda), Guruh Setyo Pramono (27) dan Vincentius Yudhi Priyono (30).  Masyarakat  langsung gempar!

Sejauh ini polisi baru menemukan fakta Ryan telah membunuh lima orang termasuk Heri Santoso yang dimutilasi. Namun dari pengembangan kasus dan sikap Ryan yang sama sekali tidak menunjukkan penyesalan, Polisi menduga korban kebengisan Ryan lebih dari lima orang.

Menurut penyelidikan, empat mayat yang ditemukan di Jombang itu meliputi satu mayat yang dibunuh pada Juli-Agustus 2007, satu mayat pada Januari 2008 dan dua mayat pada April 2008.

Ryan kini mendekam di tahanan Polda Metro Jaya. Sementara polisi membuka layanan pengaduan orang hilang yang barangkali terkait sosok Ryan.

Pengakuan salah satu sumber di Kepolisian bahkan menyebutkan bahwa, polisi mencurigai ada mayat lain yang dikubur di sekitar rumah Ryan. Salah satu titik kecurigaan Polisi adalah kondisi septic tank (tempat pembuangan kotoran) terlihat masih baru saja di buat. Rencananya Polisi akan menggali keterangan Ryan secara intensif dan menyisir titik-titik 'mencurigakan' di sekitar rumah Ryan.

Sampai berita ini diturunkan, Polisi baru saja mengacak-acak kamar Ryan di rumahnya yang di Jombang.  Sedikitnya Polisi mendapatkan 10 kantung barang bukti terdiri dari bermacam perhiasan seperti liontin, kalung, cincin, handphone, sepatu dan jam tangan.

Dari barang bukti yang dikumpulkan termasuk liontin dan kalung, tidak tertutup kemungkinan korban Ryan yang lain adalah wanita.

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31674

PENILAIAN,

Menurut saya, setelah membaca ensiklopedia bebas dan artikel diatas dapat dilihat bahwa Ryan mengalami disfungsi psikologis yaitu ;

Ryan telah menunjukkan perilaku yang tak wajar saat duduk di SMP, Ryan lebih sering bergaul dengan teman perempuannya dan melakukan ha-hal yang biasanya dilakukan perempuan, seperti berdandan dan menari. Hingga akhirnya Ryan pindah ke Jakarta dan merasa nyaman. Karena di Jakarta Ryan bertemu dan merasa lebih diterima oleh kalangan homoseksual, dimana kenyamanan ini tidak Ryan dapatkan di daerah asalnya (Jombang), karena perilaku Ryan ini menyimpang dari adat istiadat dan norma yang berlaku.  

Dan ini pengakuan Ryan setelah ia melakukan pembunuhan pertamanya,  “Menurut pengakuan Ryan, ia membunuh Heri Santoso karena kesal pada Heri yang mencoba 'menawar' Novel, pacarnya. Ketika Heri sedang main ke apartemen Ryan, Heri sempat melihat foto Novel. Dia langsung jatuh hati padanya dan ingin berkencan.  Ryan merasa tersinggung, terjadilah cekcok yang berujung kematian Heri Santoso. Di kamarnya di apartemen di Jalan Margonda,  Depok, 11 Juli 2007,  Ryan kemudian memotong tubuh Heri menjadi tujuh bagian.  Lalu dengan menggunakan taksi, Ryan membuang potongan tubuh itu ke daerah Ragunan”.

Disini Ryan tidak bisa mengontrol emosinya, menjalankan peran atau fungsi dalam kehidupan : integrasi aspek kognitif, afektif, konatif atau psikomotorik. Sehingga muncul pemikiran dan tindakan yang di luar batas kewajaran. Kenyamanan yang telah didapatkan berubah menjadi ketidaknyamanan, kekecawaan, kecemasan dan rasa dihianati.

Distres, impairment (hendaya) Ryan menunjukkan pada keadaan "merusak" dirinya, baik dalam bentuk fisik  ataupun psikis. Disini Ryan tidak segan-segan membunuh hingga memutilasi orang-orang disekitarnya yang (mungkin) mengganggu dan mengancam kehidupannya.

Dari aspek repon atipikal, (Secara Kultural Tidak Diharapkan). Reaksi yang tidak sesuai dengan keadaan sosio kultural yang berlaku. Ini sangat jelas bahwa perilaku Ryan sangat tidak didukung oleh adat istiadat ataupun norma yang ada di masyarakat sekitar, dimana seseorang membunuh orang lain dan memutilasinya.


Jadi menurut saya, Ryan termasuk orang yang Abnormal.

Referensi
Akbar, Zarina. 2012. Slide Psikologi Abnormal. Psikologi. UNJ 

Sabtu, 25 Februari 2012

Case 4


Case 4

Ibu H merasa bahwa sejak ia hamil anak ketiga, ia dapat merasakan apa yang akan terjadi di masa depan. Misalnya hanya dengan melihat wajah orang, H tahu orang itu baik atau jahat. Keadaan ini kadang-kadang mengganggu ketenangannya. Ia juga mengaku bahwa kemampuan seperti itu juga dimiliki ibunya sebelum meninggal. Menurut cerita keluarga, ibunya masih memiliki hubungan dengan kiai sakti dari Cirebon.

Menurut saya, dari kasus diatas dilihat bahwa Ibu H mengalami (disfungsi psikologis) kecemasan akan vision yang dimilikinya. Akan tetapi Ibu H sadar bahwa kemampuannya ini adalah turunan dalam silsialah keluarganya dan didalam masyarakat tempat tinggal Ibu H, kemampuan seperti ini wajar (reaksi atipikal). Dan tidak terlihat perilaku distres dalam keadaan Ibu H, keahlian Ibu H tidak "merusak" fisik maupun psikisnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Ibu H Normal

Case C


Dalam pertemuan dan diskusi di kelas. Dapat disimpulkan bahwa untuk mengatakan atau “men-judge” seseorang abnormal, seseorang harus memiliki ketiga ciri-ciri berikut, bila hanya salah satu atau salah dua, seseorang masih dikatakan Normal. Ini tiga ciri-ciri Abnormal :
  1. Disfungsi Psikologi : menjalankan peran atau fungsi dalam kehidupan : integrasi aspek kognitif, afektif, konatif atau psikomotorik. 
  2. Distres : impairment (hendaya), menunjukkan pada keadaan "merusak" dirinya, baik dalam bentuk fisik  ataupun psikis. (adanya kelainan anatomi dan gangguan fungsi fisiologis ataupun psikologis).
  3. Respon Atipikal : (Secara Kultural Tidak Diharapkan). Reaksi yang Tidak sesuai dengan keadaan sosio kultural yang berlaku. 


Kasus C
Landa berusia 25 tahun telah menjalani hubungan perkawinannya selama hampir 2 tahun. Landa selalu merasa ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam bila bersama suaminya. Hal ini tidak terlalu dirasakannya ketika ia bersama orang lain. Suami subjek merupakan figur suami yang otoriter dan overprotektif. Subjek selalu merasa disalahkan atas setiap hal yang dilakukannya. Subjek merasa tidak berani memberikan pendapat kepada suaminya. Subjek merasa tidak bahagia dengan kehidupan perkawinannya tersebut dan berniat untuk segera bercerai dengannya tetapi subjek tidak mempunyai keberanian untuk melakukannya.

Dari kasus diatas, Linda mengalami (disfungsi psikologis) ketakutan dan kekhawatiran selama dua tahun, ini terjadi bila Linda sedang bersama suaminya, tetapi bila dengan orang lain Linda merasa nyaman-nyaman saja. Dilihat dari (raksi atipikal) Linda tidak asertif atas dirinya dalam rumah tangganya, karena Linda tidak berani mengungkapkan pendapatnya kepada suami, ini dikarenakan budaya yang ada disekitar Linda, dimana sosok seorang istri harus manut terhadap suami. Tetapi  Linda tidak mengalami distres.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Linda Normal

Referensi
Akbar, Zarina. 2012. Slide Psikologi abnormal. Psikologi. UNJ 

Kenalkan saya Gendis \(^o^)/


Assalamu’alaikum. Hi semua, maaf ni baru sempat kenalan, kemaren lupa kenalan karena deadline.. hehehe J
Kenalkan, saya Gendis, mahasiswa Psikologi UNJ angkatan 2009, saat ini saya masuk semester ke-6.
Ini adalah Blog yang berisi tentang Psikologi Abnormal.
Sebelumnya juga saya minta maaf bila terdapat kesalahan yang berkaitan dengan Psikologi Abnormal. Namanya juga “Gendis Learns Psychology”. Jadi saling mengingatkan & memberitahu ya J  
Enjoy my Blog and please give your opinion yap J Wassalam



Sabtu, 18 Februari 2012

Personality Disorder




Meskipun tidak ada batasan yang jelas antara kepribadian normal dan abnormal, beberapa orang secara terus menerus memiliki pola perilaku yang bermasalah atau maladaptif. Jika pola-pola ini mengganggu fungsi dan kesejahtraan seseorang, pola-pola ini disebut “gangguan kepribadian(personality disorder)”. Gangguan-gangguan ini biasanya bersifat stabil pada masa dewasa muda dan dapat bercokol selama bertahun-tahun. Orang-orang seperti ini mungkin sangat curiga, luar biasa emosional, atau menunjukkan kecemasan yang obsesif (namun mereka bukanlah orang yang mengalami delusi atau depresi).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan mengenali mereka sebagai orang yang bermasalah. Dibawah ini terdapat 10 macam daftar macam gangguan kepribadian. Gangguan-gangguan ini kadang kala dikelompokkan kedalam tiga kategori, tergantung pada problem utamanya: curiga, emosional atau cemas. Mungkin beberapa ciri ini anda jumpai dalam diri anda sendiri, namun itu tidak berarti anda memliki gangguan kepribadian. Memang semua pola ini bersifat ekstrem dan secara terus menerus menciptakan beberapa persoalan.
Paranoid
Seorang paranoid sangat mencurigai orang lain dan beranggapan bahwa orang lain memusuhinya. Ia sangat mudah tersinggung dan kerap mengalami kesulitan di tempat kerja. Ia senantiasa bersikap curiga dan menyimpan iri hati, dengki, dendam terhadap pasangan (suami atau istri) dan rekan kerjanya.
Skizoid
Seorang schizoid senang mengucilkan diri dan umumnya tidak mengekspresikan perasaannya. Pujian atau kritik dari orang lain tidak berarti banyak baginya (perlu dicatat bahwa orang-orang ini tidak secara khusus rentan mengalami skizofrenia, yang merupakan gangguan delusi). Orangschizoid memiliki sedikit teman dan lingkungan pergaulannya sangat terbatas.
Skizotipal
Seorang skizotipal juga sering menyendiri yang ekstrim, namun kerap kali bertindak atau berpakaian secara eksentrik. Sebagai contoh, orang-orang skizotipal bisa saja tertawa pada waktu yang tidak tepat atau menggunakan pakaian yang tidak cocok dengan musim. Mereka sering memiliki minat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sihir, mistisme, horror, supranatural, atau topic seks yang tidak lazim.
Antisosial
Seseorang dengan kepribadian antisocial bertindak dengan sangat tidak bertanggungjawab (tidak mempedulikan resiko tindakannya terhadap orang lain) dan kerap menjadi pelaku tindak criminal. Sebagai contoh, ketika masih remaja, orang dengan kepribadian antisocial mungkin sering membolos, berbohong dan mencuri. Individu ini memiliki kebiasaan berkelahi dan kerap tertarik pada penggunaan obat-obat terlarang. Tidak tertutup kemungkinan individu ini juga kejam terhadap hewan.
Borderline (Gangguan Kepribadian Ambang)
Seorang borderline sangatlah emosional dan sedemikian tidak stabilnya sehingga kerap mengancam atau berusaha bunuh diri. Orang-orang ini dulunya mungkin pernah mengalami kekerasan fisik atau penganiayaan seksual dan memiliki identitas dan harga diri yang terluka. Mereka dapat terlibat dalam perilaku suka makan atau minum tidak terkendali (binge eating), mengendarai kendaraan dengan ugal-ugalan, dan mempraktikkan seks bebas.
Histrionik
Seseorang dengan kepribadian histrionic sangatlah emosional dan selalu mencari perhatian. Individu ini memiliki kebutuhan amat besar akan pengakuan bahwa dirinya menarik, dan demi memperoleh pengakuan ini, individu ini cenderung mengenakan pakaian yang mencolok atau seduktif (menggoda).
Narsistik
Seorang narsistik merasa dirinya sedemikian pentingnya (pusat dunia), sangat egois dan berusaha memamfaatkan atau mengambil keuntungan dari orang lain. Ironisnya, individu ini tanpa henti mencari pengakuan dan perhatian dari orang lain.
Avoidant (Menghindar)
Seseorang dengan gangguan kepribadian menghindar memiliki sifat sangat pemalu (timid) dan mudah terasa malu. Individu ini menghindari persahabatan dekat dengan orang lain, Karena mereka gemar mengkritik diri sendiri (self critical) dan sangat takut diabaikan oleh orang lain. Individu ini tersiksa oleh perasaan inferior (minder) yang parah.
Dependen (Tergantung)
Seorang dependent akan melakukan hampir segala upaya untuk memperoleh persetujuan orang lain. Ia mungkin menjalin relasi yang sangat submisif dengan orang lain (saya adalah kesetmu, silahkan injak saya bila ia membuatmu senang) dan sangat takut ditinggalkan orang lain. Secara sukarela ia bersedia melakukan tugas-tugas yang tidak menyenangkan semata-mata demi memperoleh pengakuan dari orang lain.
Obsesif-Kompulsif
Seorang obsesif kompulsif adalah seorang perfeksionis yang kaku. Orang-orang ini mungkin bekerja terlalu keras, terobsesi pada detail, dan hampir senantiasa kuatir apakah segala sesuatunya akan dikerjakan persis menurut cara mereka.
Penting diingat bahwa banyak di antara kita sampai taraf tertentu memiliki beberapa  trait atau sifat-sifat diatas. Meskipun demikian, pemberian label ini kadangkala dapat membantu kita untuk memahami dan menolong seseorang yang memperlihatkan pola-pola perilaku ekstrim yang menimbulkan berbagai persoalan dan kesengsaraan bagi dirinya dan bagi orang-orang disekelilingnya.

Teman tahu tidak, tenyata Narsis termasuk dalam gangguan kepribadian loh.  




Tepatnya gangguan kepribadian narsistik. Pembaca boleh percaya boleh tidak, memang begitulah sebuah bukti ilmiah menjawabnya.


Bagi orang psikologi, pasti tidak asing lagi dengan yang namanya Buku pegangan PPDGJ dan DSM IV-TR. Dalam buku tersebut dijelaskan, adanya aksis II yaitu gangguan kepribadian.

Diantara sekian macam gangguan kepribadian, ternyata terdapat satu gangguan yang mungkin seseorang tidak menyadari akan adanya gangguan tersebut dalam dirinya. Yaitu narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsistik).

Dalam buku Essentials Abnormal Psychology karya V. Mark Durand dan David H. Barlow, dijelaskan bahwa gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan yang melibatkan pola pervasive dari grandiosities dalam fantasi atau perilaku; membutuhkan pujian dan kurang memiliki empati.

Orang-orang yang menganggap dirinya berbeda dengan orang lain, serta pantas menerima perlakuan khusus, merupakan perilaku yang sangat ekstrem.

Gejala Klinis
Penderita gangguan kepribadian narsistik memiliki perasaan yang tidak masuk akal bahwa dirinya orang penting dan sangat terokupasi dengan dirinya sendiri sehingga mereka tidak memiliki sensivitas dan tidak memiliki perasaan iba terhadap orang lain (Gunderson, Ronningstam, dan Smith, 1995).

Mereka membutuhkan dan mengharapkan perhatian khusus. Mereka juga cenderung memanfaatkan dan mengeksploitasi orang lain bagi kepentingannya sendiri serta hanya sedikit menunjukkan sedikit empati.

Ketika dihadapkan pada orang lain yang sukses, mereka bisa merasa sangat iri hati dan arogan. Dan karena mereka sering tidak mampu mewujudkan harapan-harapannya sendiri, mereka sering merasa depresi. Yang terakhir ini adalah gejala yang paling tampak.

Beberapa penulis, termasuk Kohut (1971, 1977), percaya bahwa gangguan kepribadian narsistik muncul dari kegagalan meniru empati dari orang tua pada masa perkembangan awal anak.

Akibatnya, anak tetap terfiksasi di tahap perkembangan grandiose. Selain itu, anak (dan kelak setelah dewasa) menjadi terlibat dalam pencarian, yang tak berkunjung dan tanpa hasil, figure ideal yang dianggapnya dapat memenuhi kebutuhan empatiknya, yang tak pernah terpenuhi.

Orang-orang yang narsis adalah orang yang meyakini bahwa mereka adalah orang-orang yang lebih daripada orang lain. Namun dibalik rasa percaya dirinya yang teramat kuat, sebenarnya orang narsis memiliki penghargaan terhadap diri sendiri yang lemah, mudah depresi, mudah stress dan mudah tersinggung, meskipun terhadap kritikan kecil.

Sebenarnya kata narsis sendiri berasal dari seorang tokoh bernama Narciscus yang gemar mengagumi dirinya dengan bercermin di atas kolam. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar mengapa orang-orang yang terlalu berlebihan dalam mengagumi dirinya sendiri disebut narsis. Untuk lebih mengenal dan mengetahui perilaku narsis ini, simak beberapa hal berikut yang merupakan ciri-ciri dari PENDERITA NARSIS:
1.    Ditandai dengan perilaku yang emosional dan dramatis, dan bahkan terkadang dapat menjadi antisosial.
2.    Memiliki perasaan bangga yang berlebihan tentang kehebatan atau keunikan dirinya, misalnya membanggakan kemampuannya, kecantikan atau bakatnya secara berlebihan.
3.    Melebih-lebihkan prestasi yang dicapainya atau memusatkan perhatian berlebihan pada permasalahannya.
4.    Hanya berfokus pada fantasi tentang sukses, kekuatan, kecemerlangan, kecantikan atau mendapatkan cinta dari pasangan ideal.
5.    Selalu membutuhkan dan mengharapkan perhatian dan pujian secara terus-menerus.
6.    Dalam merespons kritik atau kekalahan dapat berupa reaksi marah berlebihan.
7.    Orang narsis memiliki keyakinan bahwa dialah orang yang merasa lebih dan istimewa daripada orang lain.
8.    Kurang bisa memahami emosi dan perasaan orang lain
9.    Mengharapkan orang lain untuk selalu setuju dengan segala ide dan rencananya
10. Kadang suka mengambil keuntungan dari orang lain
11. Mengekspresikan penghinaan kepada orang-orang yang dianggapnya lebih rendah
12. Suka cemburu terhadap orang lain
13. Memiliki keyakinan bahwa orang lain selalu cemburu terhadap dirinya
14. Sulit menjaga hubungan yang baik dan sehat
15. Membuat tujuan-tujuan yang seringkali tidak masuk akal
16. Menjadi mudah terluka dan terpukul atas penolakan
17. Memiliki rasa penghargaan terhadap diri sendiri yang rapuh dan lemah
18. Terlihat seperti orang yang keras hati dan emosional
19. Terkadang terselip sifat congkak, angkuh dan sombong
20. Bisa menjadi sangat marah dan tidak sabar bila tidak mendapatkan perlakuan yang istimewa dari seseorang yang diharapkan
21. Memaksakan untuk memiliki segala sesuatu yang terbaik
22. Memiliki perasaan malu dan terhina, dan agar bisa merasa lebih baik, maka akan bereaksi dengan marah, menghina atau meremehkan orang lain.

Dari ciri-ciri tersebut, karakter narsis sekilas terlihat mirip seperti karakter orang dengan rasa percaya diri yang kuat. Padahal hal tersebut tidak lah sama. Orang narsis memang memiliki rasa percaya diri yang kuat, namun rasa percaya diri tersebut adalah rasa percaya diri yang FATAMORGANA mudah runtuh oleh sebuah sentilan dan kritikan yang sebenarnya kurang berarti.


Pustaka:
Friedman, Howard S & Schustack, Mirriam W. 2006. Kepribadian Teori Klasik dan Modern. Jilid 2. Jakarta Erlangga.
Durand, V. Mark & Barlow, David H. 2007. Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pengertian dan Ciri-ciri Psikologi Abnormal

Psikologi Abnormal/ Psikopatologi


Psikolgi abnormal adalah suatu cabang dari psikologi yang mempelajari tentang prilaku yang abnormal (abnormal behavior), khususnya yang berkaitan dengan patologis yang disebut juga sebagai gangguan prilaku (behavior disorder).

Abnormal itu sendiri berarti prilaku yang menyimpang dari normal. Dimana standar prilaku normal itu sendiri bervariyasi, misalnya perbedaan kultur atau budaya, di indonesia meludahi orang lain berarti berprilaku tidak sopan, namun di belahan dunia lain meludahi orang yang baru datang berarti menyambutnya dan sebagainya. Namun dari pengertian tersebut, prilaku yang abnormal tidak serta merta dianggap patologis.

Menurut Szasz, prilaku seseorang dianggap patologis apabila pola prilaku yang telah dipelajarinya secara minimal sekalipun tidak mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh masyarakatnya(socially maladjusted).

Dalam buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi ke III, yang merujuk pada buku Diagnostic and Statistic Manual (DSM) edisi IV, dan juga The ICD- 10 Classification of Mental and Behavioral Disorders, yang dimaksud dengan gangguan jiwa adalah Mental disorder is conceptualized as clinically significant behavioral or psychological syndrome or pattern that occurs in an individual and that is associated whit present distress (eg., a painful sympton) or disability (ie., impairment in one or more important areas of functioning) or with a significant increased risk of suffering death, pain, disability, or important loss of freedom.

Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep gangguan jiwa itu meliputi adanya gejala klinis yang bermakna berupa sindrom perilaku atau sindrom psikologik, gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress), dan menimbulkan disabilitas (disability; misalnya tidak bisa makan sendiri, tidak bisa mandi sendiri).

Sumber:
Diktat Psikologi Abnormal, 2007
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/06/pengertian-psikologi-abnormal.html

Perilaku Abnormal
Perilaku abnormal dapat dilakukan dengan pendekatan tiga perspektif
  1. Frekuensi statistik
  2. Norma sosial, dan
  3. Penyimpangan perilaku.

Perilaku abnormal ditinjau dari perspektif frekuensi statistik, apakah perilaku yang dilakukan jarang ada di populasi umum.

Tinjauan dari perspektif kedua adalah norma sosial, perilakunya benar-benar menyimpang dari penerimaan standar sosial, nilai-nilai yang berlaku, dan norma-norma pada umumnya. Norma dari waktu ke waktu terbentuk secara mapan, dan secara bertahap mengalami perubahan. Apakah seseorang mengalami penyimpangan berdasarkan norma-norma masyarakat, bila dievaluasi berdasarkan persepktif ini? Mungkin lebih mudah mengevaluasinya, saat ia berjalan bertelanjang atau tidak menunjukkan diri dalam waktu satu minggu?

Perspektif ketiga memandang perilaku abnormal, bila hal tersebut bertentangan dengan fungsi hidup kemampuan individu dalam masyarakat. Apakah seseorang dapat berfungsi, sebagaimana seharusnya dalam kehidupan sehari-hari? Hal ini mencakup kemampuan bekerja sama, merawat diri sendiri, dan memiliki interaksi sosial yang normal.

Inti penjelasan perilaku normal atau abnormal berkaitan dengan banyaknya informasi yang dimungkinkan untuk diperoleh, agar suatu diagnosa dapat dilakukan. Hal ini penting dilakukan agar jelas, apakah suatu perilaku itu dapat digolongkan sebagai perilaku normal atau abnormal. Pemberian labelling, apakah perilaku tersebut digolongkan abnormal jelas bukan sesuatu yang mudah dilakukan.

Beberapa perilaku abnormal seringkali disalahartikan dengan perilaku eksentrik. Perilaku yang tidak biasa atau aneh, tetapi tidak sakit mental. Pada beberapa kasus terdapat kesulitan untuk membedakan perilaku abnormal. Guna membantu hasil suatu diagnosa, perlu diperhatikan sejumlah faktor berkaitan dengan waktu, umur dan intensitas perilaku.

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal perilaku aneh yang berbeda dari orang-orang umumnya. Misalnya ada orang yang marah-marah tanpa sebab, orang yang hidupnya suka menyendiri, atau ada orang yang murung berkepanjangan, sehingga tidak mampu mengerjakan tugasnya sehari-hari. Seseorang dapat saja mengalami rasa tertekan (distress) sehingga cemas dan ketakutan, sehingga menganggu ketenangan orang lain. Orang ini kemana-mana tidak berani sendirian, ia mengira-ira berbagai masalah dan kesulitan akan menimpa dirinya, dan banyak masalah yang akan timbul dalam perjalanannya.

Apa yang dinamakan gangguan psikis sebenarnya merupakan pengalaman yang dapat dialami oleh setiap orang, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sampai suatu saat, seseorang mengalami gangguan psikis (stres, cemas, depresi, rasa bersalah dan sebagainya), ia tidak merasakan “pengalaman buruk’ itu menjadi miliknya. Masalah-masalah itu seperti jauh dari kehidupannya, walaupun disadari ada banyak masalah dalam kenyataan hidupnya. Namun ia merasakan bahwa orang lainlah yang menjadi sumber masalahnya dan  bukan dirinya.

Ada gejala-gejala yang menandai perilaku terganggu atau gangguan psikis, antara lain adalah:
  1. Berkeringat terus menerus apabila berbicara dengan orang asing atau orang yang belum dikenal.
  2. Menolak makan karena merasa terlalu gemuk dan ingin menjadi kurus.
  3. Merasakan orang lain di sekitarnya selalu mengikuti dirinya dan menyadap pembicarannya.
  4. Melakukan cuci tangan setiap kali dan berkali-kali.
  5. Berpikir terus menerus tentang ayahnya, sehingga menganggu pekerjaannya.
  6. Merasa harus melakukan suatu perilaku berulang-ulang, tanpa dapat ditolak.
  7. Merasa cemas tanpa alasan
Pengertian Perilaku Abnormal

Bila melihat gejala-gejala yang dialami orang-orang abnormal, maka akan sulit membedakan orang yang normal dan abnormal. Orang yang sehat (normal) dalam arti mampu hidup sehari-hari seperti orang lainnya, juga bisa mengalami gangguan psikis seperti tanda-tanda tersebut di atas.

Perilaku abnormal adalah suatu penyimpangan (deviasi). Seseorang dikatakan mengalami penyimpangan kalau ia berperilaku berbeda dari reratanya. Hal ini didasarkan pada perhitungan statistik, yang mendasarkan gejala-gejala kejiwaan maupun ukuran perilaku pada nilai rerata. Orang yang di bawah ukuran rerata kecerdasan, tergolong menyimpang dari rerata, demikian pula nilai di atas rerata juga tergolong menyimpang dari rerata.

Penyimpangan juga dapat dilihat dari fungsi optimal. Orang yang tidak berfungsi optimal juga mengalami gangguan dalam kondisi tertentu. Definisi abnormal dapat dilihat dari perilaku sebagai akibat dari gangguan yang sifatnya biologis (fisik), psikologis dan sosial. Bila ditinjau dari kriteria biologis seseorang yang sakit fisiknya, berarti tidak dapat berfungsi optimal dalam hidupnya karena gangguan fisik, misalnya sakit jantung, sakit gigi, sakit kepala. Walaupun kondisi biologis sering tidak berkaitan dengan kondisi psikis dan sosial, tetapi banyak kasus yang menunjukkan penyimpangan psikis dan sosial justru bersumber dari kondisi gangguan fisik. Hal tersebut mengakibatkan perilakunya bermasalah, karena ada gangguan secara biologis. Seseorang yang sedang sakit gigi yang amat sangat, akan enggan berbicara atau membahas suatu peristiwa.

Demikian juga bila otak seseorang kelebihan unsur kimiawi dopamine, maka perilaku orang itu terganggu dan tergolong gangguan schizophrenia, akibatnya seseorang mengalami pemikiran yang kacau dan halusinasi. Usaha untuk mengatasi adalah mengurangi unsur dopamine, sehingga perilakunya menjadi normal kembali.

Penemuan melalui teknologi tinggi tentang fungsi dan struktur otak manusia membantu memberikan informasi tentang keabnormalan dalam kerja otak sehingga perilaku terganggu dapat dicegah atau dikurangi. 
Kriteria Perilaku Abnormal secara sederhana dapat dikategorisasikan sebagai berikut
  1. Segi Biologis. Tingkat abnormal dari unsur biokimia dalam sistem saraf. Gejala fisik, terlihat dari tidur, nafsu makan dan tingkat energi. Adanya gangguan dalam struktur dan fungsi dari bagian-bagian dalam otak.
  2. Segi Psikologis. Pengalaman persepsi dan penginderaan (sensori) yang luar biasa. Fungsi kognitif yang mundur atau aneh. Status emosi terganggu. Distress personal: perilaku menyimpang.
  3. Segi sosial. Bertentangan dengan norma-norma sosial. Berbahaya bagi orang lain.

Abnormal Psychology
From Wikipedia, the free encyclopedia


Psikologi abnormal adalah cabang psikologi yang mempelajari pola perilaku yang tidak biasa, emosi dan pikiran, yang mungkin atau mungkin tidak dipahami sebagai precipitating gangguan mental.

Ada sejarah panjang dari upaya untuk memahami dan mengendalikan perilaku dianggap menyimpang atau menyimpang (statistik, secara moral atau dalam arti lain), dan sering ada variasi budaya dalam pendekatan yang diambil. Bidang psikologi abnormal mengidentifikasi beberapa penyebab yang berbeda untuk kondisi yang berbeda, menggunakan teori beragam dari bidang psikologi umum dan di tempat lain, dan banyak masih bergantung pada apa sebenarnya yang dimaksud dengan “normal”. Ada tradisional pemisahan antara penjelasan psikologis dan biologis, mencerminkan dualisme filosofis dalam kaitannya dengan masalah pikiran tubuh, serta pendekatan yang berbeda dengan klasifikasi gangguan mental.

Psikologi klinis adalah bidang terapan psikologi yang berusaha untuk menilai, memahami dan mengobati kondisi psikologis dalam praktek klinis. Bidang teoritis dikenal sebagai “psikologi abnormal” mungkin membentuk latar belakang untuk bekerja seperti itu, tapi psikolog klinis yang saat ini tidak mungkin untuk menggunakan istilah “normal” mengacu pada praktek mereka. Psikopatologi adalah istilah yang sama dengan psikologi abnormal namun memiliki lebih merupakan implikasi dari sebuah patologi yang mendasari (proses penyakit), dan dengan demikian adalah istilah yang lebih umum digunakan dalam spesialisasi medis yang dikenal sebagai psikiatri.

http://katresna72.wordpress.com/2011/04/02/abnormal-psychology/