Ya, dia adalah Anders Behring Breivik .Pria yang membunuh 77 orang di Norwegia, Juli tahun
lalu.
BIOGRAFI
Lahir di Norway, 13 February 1979
Lahir di Norway, 13 February 1979
Kebangsaan Norwegia
Agama : Christianity
Anders dikenal sebagai pria
pemeluk Kristen yang taat beribadah. Lahir dalam lingkungan keluarga kelas
menengah, Ibu Anders adalah seorang perawat, ayahnya merupakan seorang Diplomat
di Kedutaan Besar Norwegia,London. Namun, ayah dan ibu Anders bercerai saat
usia Anders menginjak 1 tahun.Saat masih remaja Anders dikenal sebagai pemuda
biasa yang lebih senang menghabiskan waktunya sendiri, tidak terlihat sama
sekali bahwa dirinya tertarik pada politik saat itu. sebelumnya tidak pernah
memiliki catatan tindak kriminal di kepolisian dan juga tidak memiliki latar
belakang pendidikan di kemiliteran. Latar belakang pendidikan Anders yaitu
sekolah Managemen di Oslo.
Ini adalah beberapa statement nya dalam persidangan dan wawancara :
Pria ini membual tentang serangan yang dilakukannya dalam lanjutan sidang di Oslo,
Selasa 17 April.
Mengingat Breivik saat
menjalani pengadilan secara terang-terangan tidak menyesali apa yang ia perbuat.
"Muslim di Eropa tak ubahnya kanker yang tumbuh agresif. Suatu hari,
mereka akan menjadi kekuatan dominan," kata pria berusia 33 tahun ini
dihadapan pengadilan.
"Saya telah
melaksanakan serangan yang paing spektakuler dan canggih di Eropa sejak Perdang
Dunia II," kata Anders Breivik di ruang pengadilan.
Dia mengaku melakukan
serangan bom di Oslo dan menembaki para peserta perkemahan pemuda di Pulau
Utoeya, namun menyatakan tidak bersalah atas dakwaan teror dan pembunuhan
massal.
"Tindakan itu didasarkan
pada kebaikan, bukan setan," tuturnya dan menambahkan dia akan
melakukannya serangan yang sama.
Breivik juga mengatakan
tindakannya itu diinspirasi dari al-Qaeda dan dia menyangka dia masih hidup
pada hari serangan tersebut.
Ketika mengakhiri pernyataannya
-karena dipaksa oleh hakim- dia mengatakan bertindak untuk membela Norwegia
dalam melawan imigrasi dan multikulturalisme.
Hakim berulang kali menyela
untuk meminta Breivik mempersingkat pernyataannya namun beberapa kali pula dia
berkeras menegaskan masih ada yang ingin dia sampaikan.
Wartawan BBC, Matthew Price,
yang meliput sidang mengatakan bukti-bukti yang disampaikan Breivik amat
penting jika dia dinyatakan waras. Sidang ini dihadiri oleh para psikiater
untuk mengamati kondisi kejiwaan Breivik.
Salah satu pertanyaan yang
masih membayang-banyangi pengadilan yang akan berakhir sepuluh pekan mendatang
adalah kondisi jiwa Breivik, yang pernah mengatakan tidak mengenal ruang
pengadilan.
Selama persidangan, Breivik tampak tidak memperlihatkan emosi
namun meneteskan air mata ketika pengadilan memutar video anti-Islam sepanjang
12 menit yang diterbitkannya di internet pada hari penyerangan.
"Saya telah melaksanakan serangan yang paing spektakuler
dan canggih di Eropa sejak Perdang Dunia II."
Pengacaranya mengatakan dia
tampaknya menangis karena merasa serangannya kejam namun dibutuhkan untuk
'menyelamatkan Eropa dari perang yang sedang berlangsung.'
Ruang sidang khusus
Sidang sempat terhenti dan
salah seorang dari tiga juri yang merupakan warga biasa -yang di Norwegia ikut
mendampingi hakim profesional untuk mengamil keputusan- dihentikan karena
pernah mengatakan Breivik sebaiknya dijatuhi hukuman mati.
Thomas Indreboe diganti oleh
seorang hakim warga biasa yang Senin kemarin menghadiri sidang.
Breivik meledakkan sebuah
bom yang ditaruh di mobil barang di luar kantor pemerintah di Oslo pada tanggal
22 Juli dengan korban jiwa delapan orang.
Dia kemudian pergi ke Pulau
Utoeya dengan mengenakan seragam polisi dan melepas tembakan secara serampangan
ke arah peserta perkemahan pemuda yang dilakukan Partai Buruh yang memerintah
di Norwegia.
Dalam serangan di pulau itu,
69 orang tewas dan sebanyak 34 orang adalah anak muda berusia antara 14 hingga
17 tahun. Puluhan lainnya menderita luka-luka.
Dia menghadapi ancaman hukuman
21 tahun penjara yang bisa diperpanjang sehingga berada di dalam penjara
sepanjang hidupnya.
Ruang sidang untuk Breivik
ini disengaja dibangun khusus dengan kapasitas 200 pengunjung. Sebuah dinding
kaca ditempatkan untuk memisahkan para korban dan keluarga korban dari Breivik.
Tujuan sidang kali ini
adalah untuk membuktikan apakah Breivik mengalami gangguan jiwa atau tidak.
Dalam sidang sebelumnya,
Jumat (20/4), Breivik mengatakan dia datang ke Pulau Utoeya yang saat itu
dipenuhi pemuda yang tengah mengikuti perkemahan pemuda Partai Buruh.
Sebelum menembak korban pertamanya, Breivik menuturkan dia
mendengar '100 suara' di kepalanya agar mengurungkan niatnya itu.
Namun, setelah sempat ragu,
dia akhirnya menembak dua korban pertamanya di kepala dan terus berjalan.
Breivik menjelaskan dia
mengisi ulang senjatanya saat kehabisan peluru.
"Semua memohon agar tidak dibunuh. Saya tembak mereka
semua di kepala," kata Breivik.
Beberapa orang, lanjut
Breivik, berpura-pura mati namun dia mengetahuinya dan tetap menembak mereka.
Breivik melanjutkan aksinya
di sekeliling pulau. Dia membujuk para pemuda itu keluar dari persembunyiannya
dengan mengatakan bahwa dia adalah polisi yang datang untuk melindungi mereka.
Wartawan BBC Steven
Rosenberg yang hadir di dalam sidang mengatakan keheningan di ruang sidang
berubah menjadi tangis ketika Breivik mengungkapkan kisahnya itu.
Mekanisme perlindungan
Breivik mengakui telah
membunuh 77 orang namun menolak jika dia dianggap melakukan kejahatan. Dia
mengatakan tengah melindungi Norwegia dari ancaman multikulturalisme.
Dia mengatakan telah
melakukan sebuah aksi penting saat melakukan pengeboman kantor pemerintah di
Oslo.
"Namun penembakan
Utoeya menjadi yang terpenting saat kantor pemerintah tidak ambruk seperti yang
direncanakan," ujarnya,
Hukuman Breivik tergantung
keputusan pengadilan soal kewarasannya. Jika waras maka Breivik akan menghadapi
hukuman penjara, namun jika dianggap gila maka dia akan dikirim ke rumah sakit
jiwa.
Breivik sendiri mengaku dirinya tidak gila namun dia adalah
pelaku politik ekstrim.
Dalam pernyataan lain di depan pengadilan, Breivik mengaku
dia adalah manusia normal dalam situasi normal dan sangat peduli dengan orang
di sekitarnya.
Dia juga memahami bahwa
kesaksian yang dipaparkan di pengadilan membuat orang lain ketakutan.
Tetapi, lanjut Breivik, dia
telah menjalani program 'dehumanisasi' pada 2006 untuk mempersiapkan dirinya
melakukan pembunuhan.
Pria berusia 33 tahun itu
menambahkan memunculkan empati sangat tidak mungkin, karena dia akan ambruk secara
mental jika mencoba memahami apa yang telah dia lakukan.
Saat ditanya apakah dia
pernah merasakan kesedihan, Breivik mengatakan dirinya pernah berada dalam
sebuah situasi menyedihkan.
"Saat pemakaman saudara
teman saya. Itulah saat yang paling menyedihkan," ujar Breivik.
Dan para ahli mengatakan bahwa Breivik mengidap Paranoid Schizophrenia.
Tim psikiater yang ditunjuk pengadilan
di Norwegia menyimpulkan bahwa Anders Behring Breivik dalam keadaan tidak waras
ketika melakukan kejahatannya.
Para ahli jiwa mengatakan
Breivik mengidap Paranoid Schizophrenia.
Breivik juga yakin ia berhak
untuk menentukan mana yang seharusnya dibiarkan hidup dan mana yang harus mati.
Kesimpulan tim psikiater
yang tercantum dalam laporan setebal 243 halaman yang akan diuji oleh satu tim
panel organisasi medis Norwegia.
Meski dinyatakan tidak sehat
secara kejiawaan, ia masih akan menjalani persidangan April tahun depan dalam
kasus ledakan bom di Oslo dan penembakan puluhan orang di Pulau Utoeya.
Breivik telah mengakui
dakwaan yang dijatuhkan kepadanya namun tetap menegaskan bahwa dirinya tidak
bersalah.
Namun besar kemungkinan ia
akan dikirim ke rumah sakit jiwa, bukan ke penjara, setelah menjalani proses
hukum. Sebelum keterangan resmi mengenai kondisi kejiwaan Breivik diumumkan,
pengacaranya mengatakan Breivik tidak boleh dibiarkan bebas.
"Untuk kasus ini, apa
pun kesimpulannya, Breivik harus tetap dikurung," kata John Christian
Elden, pengacara Breivik. "Jangan biarkan ia bebas di luar," tegasnya.
Analisa :
Breivik masuk dalam kategori
abnormal yang menderita penyakit kejiwaan yaitu Skizofrenia Paranoid dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Breivik mengalami halusinasi yaitu iya mendengar 100 suara yang menyuruhnya untuk mengurungkan niatnya untuk menembak korban pertamanya, namun hal itu tidak dihiraukannya dan ia tetap menembak korbanya.
- Breivik mengalami delusion of influence yaitu waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar. Breivik mengaku ia adalah seorang pelaku politik ekstrim yang peduli terhadap rakyat norwegia dari para imigran dan multikulturalisme.
- Breivik mengalami gangguan afektif, ia tidak merasakan empati sedikitpun terhadap apa yang telah ia lakukan, menurutnya ia akan ambruk ketika ia merasakan empati terhadap apa yang ia lakukan. Secara emosional breivik tidak memiliki afek datar ia pernah merasakan sedih ketika pemakaman saudara temannya selebihnya ia tidak pernah mengalami kesedihan lagi.
- Breivik menyadari atas apa yang ia lakukan namun ia tidak menyesal sedikitpun akan hal itu, dan merasa bahwa hal itu bukan kejahatan melainkan perlindungan terhadap warga norwegia dari ancaman multikulturalisme.
Sumber Artikel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar